Jumat, 16 November 2012

Tips Mengurus Si buah hati


 Tips Mengurus Si buah hati

 

(Ayah+Bunda) Cerdas = Anak Tumbuh Optimal

Anak riang, ibu pun senang. Jargon itu tentu familiar di telinga kita bukan? Ya setiap ibu tentunya menginginkan buah hatinya menjadi anak yang riang. Kondisi seperti itu tak dapat dipungkiri berawal dari pola asuh seperti apa yang diterapkan bagi sang anak.Jika ayah-bunda cerdas menerapkan pola asuh yang baik, anak pun akan tumbuh dengan optimal. Peran ibu sangat lah penting dalam pola asuh tumbuh kembang anak. Terutama pada periode emas sejak awal anak mengenal dunianya. Namun sosok ayah juga tak dapat dikesampingkan karena dalam menyelaraskan pola asuh anak yang baik, peran keduanya menjadi kebutuhan primer si buah hari untuk yang menjadi anak dambaan bersama. Banyak poin-poin yang mungkin luput dan terabaikan oleh ayah-bunda karena kesibukan mengurus hal lain. Seringkali intervensi “neny” atau pengasuh anak  lebih banyak anak rasakan dimana seharusnya orangtuanya lah yang menanamkan nilai-nilai baik sejak dini. Jangan sampai efek buruk baru disadari ayah-bunda setelah anak besar diikuti timbulnya pertanyaan2 seperti “kok, anak saya begini ya?siapa yang mengajarkannya seperti itu? dulu saya kemana aja ya?” Stop don’t make it raised on mind, :D. Berikut ini panduan yang diintisarikan dari sebuah buku berjudul  “Excellent Parent” yang saya dapatkan dari seorang rekan.

Usia 0-1 tahun

Peran Ibu:
  • Merawat: menyusui, memberi makan (saat sudah tiba diberi MPASI), memandikan, menggendong, menjaganya saat tidur, dll.
  • Menjaga kesehatan anak
  • Memperhatikan kebutuhan nutrisi anak sesuai dengan perkembangan fisik dan kognitifnya
  • Memberi stimulus untuk perkembangan sensorimotorik: memberi sejumlah perangsangan, misalnya bermain cilukba
  • Menyediakan sarana untuk perkembangan motorik agar memungkinkan bagi anak leluasa bergerak ketika belajar merangkak, berjalan, dll.
  • Mengajarkan interaksi dengan banyak-banyak berbicara dengan anak disertai dengan kontak mata agar terlatih berkonsentrasi dan memberi perhatian pada lawan bicara
  • Memperkuat kontak batin dengan memperbanyak sentuhan dan belaian
Peran Ayah:
  • Membangun kedekatan emosional dengan anak melalui banyak kontak fisik
  • Membantu ibu merawatnya, sekali-kali mengganti popok, menimang, atau bermain dengan anak
  • Berinteraksi verbal dengan anak untuk meningkatkan kemampuan komunikasinya, sering-sering memanggil dia dengan namanya
  • Membimbing anak ketika belajar berjalan, karena ayah tidak seprotektif ibu pada umumnya, self esteem anak akan terbangun

Usia 1-3 tahun

Peran Ibu:
  • Menjaga lingkungan yang dieksplorasi anak agar tetap aman dan bersih
  • Tidak banyak menyerukan ungkapan kekhawatiran:”awas jatuh,!”, “aduh nanti bajunya kotor…”. dll karena anak seringkali kaget dengan seruan-seruan yang tiba-tiba
  • Memberi stimulasi kognitif dengan mengenalkan konsep dasar warna, bentuk, ukuran, dan kosakata
  • Semakin sering mengajak anak bicara dan bercerita
  • Mengenalkan emosi pada anak agar ia mengerti bahwa menangis itu karena sedih, tertawa jika senang, dll, anak dapat melampiaskan emosinya dengan tepat
  • Melatih kemandirian perlahan-lahan dengan membiarkan anak melakukan beberapa hal sendiri
Peran Ayah:
  • Memberi motivasi pada anak untuk mengeksplorasi lingkungan, misalnya saat dia jatuh berilah ungkapan-ungkapan yang membesarkan hatinya
  • Menjadi pelindung bagi anak
  • Mengembangkan kemampuan komunikasi anak, kognitif dan kemandiriannya bersama ibu.

Usia 3-5 tahun

Peran Ibu:
  • Meningkatkan aktivitas anak menjadi lebih kompleks, misalnya bermain sepeda
  • Meningkatkan aktivitas yang melatih aspek motorik halusnya
  • Membacakan cerita yang alurnya lebih panjang dan mendengarkan anak bercerita; sering bertanya jawab dengan anak
  • Membimbing anak untuk lebih mengenal alam dan lingkungan
  • Memberi lebih banyak kesempatan untuk mandiri
  • Memberi ruang bagi anak untuk berinteraksi dengan kawan sebayanya
  • Meladeni pertanyaan-pertanyaannya dengan sabar
Peran Ayah:
  • Menemani anak beraktivitas seperti bermain sepeda
  • Memberi motivasi untuk terus belajar
  • Mengajarkan konsep bilangan dan ukuran dengan sarana yang konkrit
  • Mengajarkan konsep berbagi dengan kawannya
  • Mengenalkan emosi dan mengekspresikannya; misalnya memberi pengertian pada anak bila ia terpengaruh lingkungan mengatakan kata-kata yang tidak baik
  • Menjawab pertanyaan anak atau membantunya mencari jawaban ata pertanyaan-pertanyaan tadi bila tidak tahu jawabannya

Usia 6-9 tahun

Peran Ibu:
  • Mendampingi dan menjadi pengajar yang baik bagi anak
  • Memilihkan sekolah yang baik bagi anak bila memutuskan untuk memberikan bimbingan akademik melalui sekolah umum
  • Tetap melatih kemandirian dengan melatihnya mengatasi beberapa masalah sendiri, termasuk yang terkait dengan persoalan akademik
  • Lebih intens mendekatkannya dengan buku agar menjadi gemar membaca
  • Mengenalkan kebiasaan hidup hemat, menabung, dan mengatur keuangannya
Peran Ayah:
  • Melibatkan anak dalam beberapa aktivitas ayah misalnya ketika membongkar mesin-mesin atau kendaraan
  • Berbagi wawasan yang menarik dengan anak
  • Mengajak si kecil berolahraga dan membiasakannya dalam kehidupan harian
  • Mengajari cara bersosialisasi dengan baik, misalnya bagaimana bersikap pada kawan yang usil
  • Mengajarkan cara membela diri juga waktu untuk mengalah

Usia 9-12 tahun

Peran ibu:
  • Menempatkan diri sebagai sahabat anak selain sebagai pendidiknya
  • Bersiap-siap mendampingi anak menghadapi masa pubertas; terutama dengan anak perempuan, misalnya menjelaskan gejala menstruasi, menjaga kebersihan, juga mengatasi gejala-gejala serta-nya
  • Menjelaskan pada anak terkait tanggung jawab yang harus ditanggungnya memasuki masa dewasa
  • Tetap mengasah kemampuan anak
Peran Ayah:
  • Menjadi sahabat yang baik bagi anak
  • Bersiap mendampingi anak menghadapi masa pubertas terutama pada anak laki-laki; menjelaskan tentang mimpi basah, dll.
  • Bertindak tegas dan toleran pada tempatnya
  • Mendampingi anak lelaki dalam aktivitas-aktivitas fisik seperti olahraga untuk menyalurkan energinya
Semoga bermanfaat untuk ayah-bunda yaaa. Selamat  mengemban tugas mulia menjadi ortu tebaik bagi buah hati  kalian ‘ because you are their everything’. Keep on figthing :)
Disarikan dari: Excellent Parenting: Mejadi Orangtua ala Rasulullah. Indra Kusumah, S.Psi dan Vindhy Fitrianti, S.Psi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar